Penelitian ini tentang evaluasi sistem pengadaan dan pendistribusian pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan dan pendistribusian pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian berjenis deskriptif-kualitatif. Bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di dalam masyarakat, dan berupaya untuk menarik realitas itu sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena. Pengumpulan informan menggunakan prosedur purposif. Pengambilan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara. Serta analisis menggunakan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukan sistem pengadaan dan pendistribusian pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Terara dilakukan dengan sistem tertutup dimana pemerintah daerah telah memiliki data base petani, sehingga pengadaan dan pendistribusian yang dilakukan oleh pemerintah daerah sampai ke tangan petani. Hanya saja, sistem itu belum cukup efektif dalam upaya memenuhi enam azas tepat yang selama ini menjadi target pemerintah dan para pelaku lainnya dalam mendistribusikan pupuk. Serta faktor-faktor pendukung sistem pengadaan dan pendistribusian pupuk urea bersubsidi yaitu koordinasi antar Pemerintah Daerah, Distributor, dan Pengecer Resmi berjalan baik, komunikasi dilakukan dengan jelas dan konsisten, sumberdaya dialokasikan secara memadai, dan efisiensi birokrasi. Disamping itu faktor penghambat pengadaan dan pendistribusian pupuk urea; Pertama, pemakaian pupuk urea di tingkat petani melebihi dosis anjuran. Kedua, pemilikan lahan yang sempit (< 0.3 ha). Ketiga, tidak adanya ketepatan dalam menghitung luas pertanaman komoditas pangan (padi). Jumlah rencana kebutuhan pupuk yang merupakan usulan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur lebih rendah dari luas pertanaman sesungguhnya. Keempat, adanya ketidakdisiplinan petani dalam menentukan pola tanam. Kelima, terjadi penggunaan pupuk di tingkat petani untuk kebutuhan yang bukan bersubsidi